“Sabar sayang,,, Disaat nanti
dia sudah bisa melihat, kita akan datang kehadapannya dan menjadi mimpi buruk
baginya hingga ia merasa lebih baik tetap menjadi buta daripada bisa melihat”
“Hahahahaa”
Dan mereka pun tertawa bersama
^^^
“Aku merindukan Rajatha, Sayang” Kata Jodha pada Jalal, kini mereka sedang
berada di Jepang. Jodha memang selalu ikut dalam setiap perjalanan bisnis Jalal
“Bukankah kita selalu berkomunikasi dengannya Sayang”
“Iya,, Tapi tetap saja kita tidak bisa melihatnya secara langsung, apalagi
menyentuhnya” Rajuk Jodha. Jalal mengelus kepala Jodha dengan sayang
“Aku juga sangat merindukannya Sayang. Tapi saat ini aku tidak bisa
meninggalkan perusahaan”
“Aku bisa,,,”
“Tidak bisa. Kau tahu, aku tidak akan pernah mengizinkanmu pergi sendirian”
Jalal langsung memotong pembicaraan Jodha, Jalal tahu Jodha pasti akan
mengatakan bahwa dia bisa pergi sendiri ke Indonesia dan Jalal tidak akan
pernah mengizinkan hal itu terjadi
“Hhmm,, Baiklah. Aku akan coba cari sela waktu agar kita bisa ke Indonesia
dalam waktu dekat” Lanjut Jalal lagi, ia jadi tidak tega melihat wajah sedih
istri tercintanya
“Kapan?” Tanya Jodha seketika
“Sebentar,,,” Jalal melihat ponselnya untuk mengecek jadwalnya
“Sayang,,,” Panggil Jodha lagi tidak sabar
“Lusa kita akan kesana, tapi hanya eemm,, sekitar 6 jam saja karena setelah itu
kita harus ke Korea untuk menghadiri acara workshop bersama Mr Kim Jung”
“Enam jam?” Tanya Jodha tidak percaya
“Maafkan aku, Sayang” Jawab Jalal merasa tidak enak
“Hhmm,, Baiklah, tidak apa-apa hanya enam jam daripada tidak bertemu sama
sekali. Terima kasih Sayang” Kata Jodha senang dan memberi kecupan singkat pada
suaminya, namun Jalal tidak akan membiarkan kecupan manis itu segera berakhir,
Jalal menahan tengkuk Jodha, membalas kecupannya, sesekali mereka tersenyum
dalam kecupan cinta yang mereka ciptakan.
Demi melihat kembali senyum
istrinya dan menemui Jagoannya Jalal rela mereka bolak balik dari Jepang ke
Indonesia baru menuju Korea, padahal jarak dari Jepang ke Korea sudah sangat dekat.
^^^
Dua hari kemudian,..
“Bik Min, kemana Putra” Tanya Faridha pada Bik Min yang sedang membantunya
turun dari tangga
“Dia hari ini tidak datang Non, kemarin waktu Putra pulang dia bilang hari ini
ada keluarganya datang untuk mengunjunginya jadi dia tidak datang karena ingin
menemani keluarganya” Bik Min menjelaskan
“Ohh,,, Baiklah”
Bik Min mengajak Faridha duduk di ruang tengah
“Bik” Panggil Faridha
“Ya Non?”
“Ah,,Sebenarnya aku malas untuk menanyakannya tapi aku penasaran juga”
“Apa Non?”
“Hhh,,, Tante Nora. Kemana dia
Bik, terakhir dia menelphonku malam itu mengatakan kalau Ayah terkena serangan
jantung dan sejak aku sadar dari koma dia seperti menghilang begitu saja dari
kita”
“Bibi juga tidak tahu Non,
terakhir Bibi bertemu dengannya di pemakaman Ayahnya Non, lagipula waktu itu
Bibi tidak begitu memperhatikan dia Ny Nora, Bibi terlalu khawatir sama kondisi
Non dan Tn Ardhan pasca kecelakaan itu. Tapi walaupun sekarang dia tidak disini
Non harus tetap hati-hati ya” Bik Min mengingatkan, Faridha mengangguk dan
tersenyum
“Walaupun selama ini Tante Nora terlihat baik padaku dan Ayah tapi tetap saja
dia adalah ular berkepala dua, aku merasa dia tidak tulus pada Ayahku Bik. Aku
khawatir dia sedang merencanakan sesuatu dibalik hilangnya sekarang dan dia
akan kembali untuk mengambil apa yang dia incar selama ini dari Ayah”
“Tapi sepertinya perusahaan penerbangan Ayah Non baik-baik saja, Ayah Non sudah
menyuruh pengacara keluarga untuk mengawasi jalannya perusahaan kalau-kalau
terjadi sesuatu padanya”
“Iya aku tahu Bik, Ayah memang sudah menyiapkan semuanya. Aku janji, setelah
keadaanku pulih kembali aku sendiri yang akan menangani perusahaan Ayah” Tekad Faridha
“Bik Min” Panggil Faridha setelah ia belajar berjalan di halaman depan rumahnya
“Ya Non”
“Bik,, Aku Bosan, kita keluar yuk” Ajak Faridha sambil mencoba meraih tangan
Bik Min
“Tumben Non bosan, gak ada Putra ya Non. Hehehe” Goda Bik Min
“Apa sih Bik,, Kenapa memangnya kalau tidak ada Putra, biasa saja” Kata Faridha
pura-pura cuek walau tidak bisa disembunyikan binar dimatanya saat mengucapkan
nama Putra tadi
“Biasanya kan kalau sama Putra, Non bisa seharian sama dia, ada yang nemenin
terus gitu Non” Kata Bik Min lagi
“Ah,, Sudahlah, Ayo temani aku keluar sekarang” Lebih baik Faridha menghindari
topik pembicaraan mengenai Putra, bisa-bisa Bik Min tahu kalau dia sudah mulai
bergantung pada pelayannya itu.
“Non mau kemana?”
“Eemm,, Supermarket saja, tapi yang agak jauh darisini ya Bik. Aku benar-benar
sedang bosan” Rajuk Faridha, membuat Bik Min tersenyum
“Iya Non, Bibik panggil sopir dulu. Non tunggu disini aja ya”
“Oke”
^^^
“Halo Jagoan kau dimana, Papa dan Mama sudah sampai di Bandara sekarang, kau jadi
menjemput kami kan?” Tanya Jalal pada Rajatha melalui handphone nya
“Jadi Pah, tunggu sebentar aku sedang mencari tempat parkir” Jawab Rajatha
diujung sana
“Oke”
“Rajatha akan menjemput kita
kan?” Tanya Jodha tidak sabar setelah Jalal memutuskan panggilannya
“Iya sayang, kita tunggu disana saja. Ayo”
Tak berapa lama, Rajatha sudah
bertemu dengan kedua orang tuanya. Rajatha mencium tangan dan memeluk Jalal dan
Jodha penuh kasih.
Jodha sudah menumpahkan air
mata harunya, ia sangat bahagia bisa bertemu kembali dengan putra tersayangnya,
rasanya seperti sudah bertahun-tahun ia tidak bertemu dengan Rajatha,
berlebihan memang tapi begitulah Jodha sejak dulu.
Jodha tidak mau melepas
pelukannya dipinggang Rajatha, begitupun dengan Rajatha yang merangkul dengan erat
bahu sang Mama membuat Jalal geleng-geleng kepala melihatnya.
Akhirnya saat sudah berada
didalam mobil, Jalal-lah yang menjadi sopir. Rajatha dan Jodha asik berpelukan
melepas rindu di kursi penumpang.
“Kali ini Papa memaafkanmu Jagoan” Kata Jalal sambil melajukan mobilnya
“Hahaha,,, Papa kan selalu bersama dengan Mama, kalau aku sekarang sudah tidak
bisa bertemu setiap hari lagi dengan Ratu cantik ku ini” Kata Rajatha seraya
mencium sayang kening Jodha
“Jagoan” Tegur Jalal pada Rajatha yang sejak tadi mencium kening istrinya (Ampun
dah!!)
“Kau makan dengan baik kan disini sayang, kenapa badanmu terasa kurusan,,hmm”
Tanya Jodha pada Rajatha tanpa memperdulikan Jalal yang sedang kesal di kursi
mengemudi didepan sana
“Aku makan dengan baik, mungkin karena aku lebih sibuk saja sekarang jadi
terlihat agak kurusan tapi aku baik-baik saja Mah” Kata Rajatha meyakinkan
“Tapi Mama tidak suka melihatmu kurusan seperti ini” Kata Jodha
“Sesibuk apapun dirimu, kau harus tetap menjaga kesehatan dan pola makanmu
Jagoan, kalau kau merasa ada yang tidak baik dan merasa tidak nyaman segera
katakan pada Papa dan Mama” Jalal ikut menimpali perkataan Jodha, jujur ia juga
sangat khawatir membiarkan anak satu-satunya ini berada jauh darinya selama ini
“Oke Pah, aku akan selalu mengabari kalian. Oh ya, berapa lama Papa dan Mama
disini” Tanya Rajatha
“Malam ini kami sudah harus pulang sayang” Jawab Jodha
“Malam ini Mah? Yakin?” Tanya Rajatha tidak percaya
“Hhmm,, Kau tanya saja pada Papamu”
“Sayang,, Please” Kata Jalal memelas, seandainya bisa Jalal juga ingin
menghabiskan waktu lebih lama bersama keluarga kecilnya ini tapi tidak mungkin
ia membatalkan janji secara sepihak pada salah satu client pentingnya di Korea
“Hmm,, Papa mu ada pertemuan penting dengan client di Korea”
“Ohh, Baiklah. Kalau sudah mengenai bisnis aku tidak memaksa karena itu adalah
hal yang sangat penting Mah demi kemajuan dan citra perusahaan keluarga kita”
Kata Rajatha
“That’s right Boy” Jalal menimpali
“Hhh,,, Dasar Ayah dan Anak, selalu saja. Huffhh” Gerutu Jodha membuat Jalal
dan Rajatha tertawa
“Ehh,,,Stop,,Stop,, Sebentar
disini” Kata Jodha pada Jalal
“Kenapa sayang?” “Kenapa Mah?” Tanya Jalal dan Rajatha hampir berbarengan
“Aku ingin membeli sesuatu sebentar” Kata Jodha dan Jalalpun menepikan mobil
Rajatha kesebuah supermarket yang dimaksud Jodha
“Aku temani ya Sayang” Kata Jalal
“Tidak usah Sayang, aku bisa sendiri”
“Yakin Mah?”
“Iya, kalian tunggu disini saja. Ada mau titip?” Tawar Jodha
“Tidak”
Jodha keluar dari mobil dan
masuk kedalam supermarket tersebut, ia ingin membeli bahan makanan untuk
memasak buat keluarga kecilnya, setelah berkeliling sebentar dan dirasa cukup
Jodha menuju kasir.
Saat Jodha sedang mengantri di
kasir, ia melihat seorang gadis cantik sedang berdiri menggunakan kruk di kedua
tangannya dengan tatapan kosongnya, di seberang gadis itu Jodha melihat wanita
muda sedang mendorong troli belanjaannya tampak sedang sibuk menelphon sehingga
dia tidak menyadari keberadaan gadis yang berdiri didepannya, melihat itu Jodha
reflek ingin berteriak menyadarkan wanita muda tersebut tapi terlambat troli
yang dibawa wanita muda itu sudah terlanjur menabrak gadis cantik tersebut,
segera Jodha menghampirinya.
“Kau tidak apa-apa?” Tanya
Jodha, ia membantu mengambilkan kruk dan memberikannya pada gadis yang masih
kaget dengan kejadian yang baru saja menimpanya itu. “Ternyata benar dia buta” Batin Jodha iba
“Ti-tidak apa-apa,, Terima kasih”
“Maaf ya dek, saya benar-benar tidak sengaja tadi. Maaf ya” Wanita muda itu
meminta maaf dan tampak menyesal
“I-iya”
Dan wanita itu pun berlalu walau masih merasa tidak enak karena sudah menabrak
seorang gadis buta
“Kau benar baik-baik saja,
kakimu tidak sakit?” Tanya Jodha khawatir
“Iya, saya baik-baik saja, Terima kasih Tante sudah menolong saya, Emm,,
Kenalkan nama saya Faridha” Gadis itu memperkenalkan dirinya pada Jodha
“Saya Jodha” Jodha meraih uluran tangan Faridha dan menyalaminya dengan erat
“Kau sendirian saja?”
“Tidak, aku kesini bersama Bibik tapi tadi dia sedang pergi ke toilet sebentar”
“Oh,,Baiklah, kalau begitu tante akan menemani mu disini sampai Bibik mu
kembali lagi kesini” Kata Jodha
“Eh,, Tidak perlu Tante, merepotkan”
“Tante tidak repot sayang” Kata
Jodha dan ia mengelus kepala Faridha dengan sayang
“Terima kasih Tante”
“Sama-sama, kau gadis yang cantik dan menyenangkan Faridha. Tante suka padamu,
Nak” Puji Jodha tulus pada Faridha
Perasaan Faridha menghangat mendengar seseorang memanggilnya “Nak”, dia merasa
seperti dipanggil oleh Bundanya sendiri, dan Faridha bisa merasakan ada
kebaikan dan serta ketulusan dari Tante Jodha yang baru saja dikenalnya itu.
^^^
“Kenapa Mama mu lama sekali Jagoan, Papa menyusul kedalam saja” Kata Jalal
hendak keluar dari mobil Rajatha
“Biar aku saja Pah, Papa tunggu disini saja”
“Ok”
^^^
“Non Faridha” Panggil Bik Min
“Bik Min”
“Maaf Non, tadi toiletnya antri jadi Bibik agak lama ninggalin Non disini”
“Iya tidak apa-apa Bik. Eemm,, Tante kenalkan ini Bik Min, Bik ini tadi Tante Jodha,
dia menemaniku menunggu Bibik tadi” Jodha mengenalkan Bik Min dengan Jodha. Bik
Min dan Jodha bersalaman dan saling tersenyum ramah
Faridha berpamitan pada Jodha
“Semoga kita berjodoh dan bertemu lagi di lain kesempatan, Nak. Hati-hati ya”
“Aamiin,, Eem,, Tante Jodha, boleh aku memeluk Tante” Tanya Faridha ragu-ragu,
entah dorongan dan keberanian darimana Faridha bisa berkata begitu pada orang
yang baru saja dikenalnya
Jodha tersenyum dan mendekati
Faridha
“Boleh sayang” Dan Jodha lah yang lebih dulu memeluk Faridha dan mengelus
kepalanya dengan sayang, Faridha membalas pelukan Jodha sebisanya karena
tangannya memegang kruk
Tanpa disadari Faridha air
matanya jatuh menetes, ia terisak dalam pelukan hangat Jodha, betapa Faridha
merindukan pelukan hangat seperti ini, Jodha dapat merasakan kerapuhan yang
dirasakan Faridha.
Jodha melepaskan pelukannya dan
mencium kedua pipi Faridha, menghapus air mata Faridha dengan lembut.
“Terima kasih banyak, Tante sangat mengingatkanku pada Bundaku yang sudah
tiada, pelukanmu sehangat pelukannya, sekali lagi terima kasih Tante Jodha”
Kata Faridha serak habis menangis
Jodha seperti melihat bayangan
dirinya sendiri pada Faridha, dulu ia pun merasakan hal yang sama seperti yang
dialami Faridha saat ini dan dengan kasih sayang dari Bibi Anga dan Ibu
Mertuanya akhirnya ia kembali merasakan kasih sayang seorang Ibu. Jodha yang
tidak mempunyai anak perempuan merasa sangat senang saat Faridha mengatakan
kalau dirinya mengingatkan Faridha pada Bundanya
“Kau juga bisa menganggapku sebagai
Bundamu Nak. Pulanglah hati-hati, semoga kita bisa segera bertemu lagi” Kata
Jodha lembut
“Iya, semoga kita bisa segera bertemu lagi Tante”
Bik Min yang diam saja sejak tadi menjadi terharu melihat interaksi mereka
berdua yang begitu akrab layaknya orang sudah pernah saling mengenal sebelumnya
Pelukan antara Jodha dan
Faridha juga interaksi mereka tidak lepas dari penglihatan Rajatha, ia sudah
sejak tadi masuk kedalam supermarket ini untuk mencari Mamanya dan langkahnya
terhenti begitu melihat sang Mama tengah memeluk seseorang yang ia kenal dan
cukup membuat hatinya bergetar akhir-akhir ini, Faridha.
Sengaja Rajatha berada jauh
dari mereka agar Faridha tidak mengenalinya wangi tubuhnya, setelah memastikan
Faridha sudah pergi bersama Bik Min, Rajatha baru mendekati Jodha
“Mah” Sapa Rajatha
“Kau kesini?” Tanya Jodha
“Iya, kenapa Mama lama sekali. Mama tahu, Mama sudah membuat dua pria tampan
cemas karena menunggu Mama”
“Hehee,,, Maafkan Mama sayang. Sebentar ya Mama bayar ini dulu ke kasir”
“Nanti
saja aku tanyakan tentang Faridha pada Mama” Kata Rajatha dalam hati, sungguh ia sangat penasaran
bagaimana Mamanya bisa terlihat begitu akrab pada Faridha
^^^
Jodha dan Jalal sudah berada di
appartement Rajatha, walaupun masih merasa lelah dan sedikit jet lag Jodha
tetap memaksa untuk memasak buat mereka bertiga, karena bagi Jodha sekarang ia
tidak bisa lagi setiap hari memasak untuk anaknya, kesempatan seperti ini
jarang-jarang akan terjadi lagi.
“Sudah siap,, Ayo kita makan
sekarang” Ajak Jodha pada suami dan anaknya setelah ia berkutat dengan dapur
Rajatha
Jodha memasak semur ayam, udang
tepung, sambal goreng dan sayur bayam. Menu Indonesia dan memakannya juga di
Indonesia bersama orang-orang terkasih, betapa indahnya moment seperti ini.
“Sudah lama tidak merasakan
masakan Mama, mengapa rasanya semakin enak saja ya” Puji Rajatha pada Mamanya
“Kau ini, sudah,, makan saja yang banyak” Sergah Jodha
“Apa yang dikatakan Jagoan memang benar sayang, aku yang selalu memakan
masakanmu saja merasa kalau masakanmu ini semakin enak setiap harinya” Jalal
ikut memuji sekaligus menggoda istrinya
“Aku memasaknya dengan cinta, Sayang. Cintaku padamu semakin bertambah setiap
harinya dan itu ternyata tersalurkan melalui rasa makanan yang aku masak
untukmu” Kata Jodha menanggapi godaan suaminya membuat Jalal tersenyum bangga
dan mencium pipi Jodha sekilas yang sudah memerah sejak tadi
“I Love You, Sayang. Always and Forever” Bisik Jalal mesra
“EHM,,,,EHM,,,,” Rajatha berdehem sengaja mengganggu kedua orang tuanya,
membuat Jalal melotot kearahnya dan Rajatha tertawa senang.
Selesai makan, Jodha Jalal dan
Rajatha berbicara santai di ruang tengah. Jalal dan Jodha akan menuju Bandara
sekitar dua jam lagi.
“Mah” Rajatha membuka pembicaraan
“Ya Nak” Jawab Jodha dengan lembut
“Ehmm,, Tadi aku sempat melihat Mama memeluk seseorang di supermarket, apa Mama
mengenalnya?” Rajatha bertanya tentang Faridha pada Jodha
Jalal mengerutkan keningnya dan menatap Jodha, tadinya ia duduk menyender
dengan santai di sofa sekarang Jalal langsung duduk tegak
“Hehee,,, Tenanglah Sayang, dia adalah seorang gadis” Kata Jodha pada Jalal,
seolah tahu apa yang ada dipikiran suaminya dan benar saja setelah Jodha
mengatakan itu Jalal tersenyum padanya, Rajatha geleng-geleng kepala melihat
itu.
“Gadis itu namanya Faridha, dia seorang gadis buta dan saat berjalan ia harus
menggunakan kruk ditangannya. Tadi sempat ada orang yang tidak sengaja
menyenggolnya hingga ia terjatuh”
“Terjatuh? Bagaimana bisa? Dimana Bik Min
saat itu tadi terjadi?” Rajatha bertanya-tanya dalam hati, ia khawatir.
Tentu saja
“Mama tadi menolongnya dan begitu mengetahui kalau dia buta Mama jadi iba
padanya, apalagi saat itu dia sendirian karena sedang menunggu seseorang yang
datang bersamanya ke Supermarket itu sedang pergi ke toilet. Mama memaksa untuk
menemaninya hingga orang yang ditunggunya itu datang”
“Oh,, Jadi begitu” Gumam Rajatha
“Kau kenapa Jagoan?” Tanya Jalal
“Ah,, Tidak Pah. Lalu Mah” Rajatha meminta Jodha meneruskan ceritanya
“Saat tadi berpamitan, Faridha
meminta izin untuk memeluk Mama, tentu saja Mama tidak menolak dan dengan
senang hati Mama memeluknya lebih dulu dan entah apa yang sedang dipikirkannya,
dia menangis terisak dipelukan Mama. Dia gadis yang sangat cantik, lembut namun
begitu rapuh” Jodha mengakhiri ceritanya tentang Faridha
“Ya, Mama benar. Dia gadis yang sangat
rapuh hingga membuatku selalu mengkhawatirkan dan tidak bisa berhenti
memikirkannya” Batin Rajatha membenarkan apa yang dikatakan Mamanya
“Aku suka padanya, Sayang. Hanya
dengan sekali bertemu dia sudah membuatku menyayanginya. Semoga aku bisa
bertemu lagi dengannya ya, nanti aku kenalkan kau padanya ya” Kata Jodha dan
merebahkan kepalanya ke dada suaminya
“Ya. Hatimu sangat lembut dan mudah sekali tersentuh. Tidak sulit bagimu untuk
menyukai dan menyayangi gadis baik seperti itu, Sayang”
Jodha mengangguk dalam pelukan Jalal.
^^^
Rajatha sedang dalam perjalanan kembali dari Bandara setelah mengantar
kepergian kedua orang tuanya menuju Korea
^^^
Pagi ini seperti biasa Rajatha sudah berada di rumah Faridha, ia segera mencari
keberaan Faridha. Bik Min dan Faridha sedang berada di dapur, Rajatha langsung
menghampirinya
“Selamat Pagi Nona, Bik Min”
Sapa Rajatha ramah
“Pagi Putra” Balas Bik Min
“Kau sudah datang?” Tanya Faridha
“Ya, apa yang sedang kau buat Nona?” Tanya Rajatha pada Faridha
“Sudah ada Putra, Bik Min permisi dulu ya Non mau bersih-bersih kamar Non dulu”
Pamit Bik dan segera berlalu darisana
Kini hanya tinggal Faridha dan
Rajatha yang berada di dapur
“Kau membuat Jus wortel?” Tanya Rajatha lagi
“Hehee,,, Lebih tepatnya Bik Min yang membuatnya tadi, aku hanya menunggui saja”
Jawab Faridha
“Sudah ku duga” Jawab Rajatha mengejek
“Kau ini, selalu saja mengejek ku yang tidak bisa apa-apa di dapur. Suatu saat
nanti aku pasti bisa memasak” Sungut Faridha
“Kapan?”
“Kapan Kapan. Puas!”
“Hahaa,, Sudahlah, ayo” Rajatha hendak membantu Faridha berjalan
“Kau tidak ingin membuat minuman juga?” Tawar Faridha, Rajatha mengerutkan
keningnya heran
“Kau tidak salah menawariku Nona? Aku ini hanya seorang pelayan disini” Rajatha
mengingatkan
“Kenapa memangnya kalau kau pelayan, apa pernah aku membeda-bedakan mu selama
kau disini, aku bukan orang seperti itu” Kata Faridha membuat Rajatha tersenyum
padanya, andai Faridha bisa melihat senyuman itu
“Aku tahu”
“Biasanya setiap pagi kau minum apa?” Tanya Faridha lagi
“Kalau aku jawab, apa kau akan membuatkannya untuk ku?” Rajatha menggoda
“Kau menantangku Putra? Oke,,, Kau siapkan saja di depanku dan katakan apa saja
yang harus dimasukan kedalam minuman mu itu”
“Biasanya setiap pagi aku lebih suka minum air putih saja. Tapi baiklah,, Pagi
ini rasanya aku ingin minum kopi”
“Hanya kopi? Sangat simple, sepertinya di dapurku ini ada beberapa sachet kopi
instan, aku tinggal menyeduhnya saja dengan air panas”
“Kopi yang kuinginkan adalah Kopi alami Nona bukan kopi instan”
“Oh,,, Itu juga ada, Ayahku mempunyai kebun kopi di Palembang dan petani disana
selalu mengirimkan pada kami hasil kopi yang sudah berupa serbuk” Faridha
menjelaskan
“Itu bagus Nona, tapi aku juga suka menambahkan madu asli kedalam gelas kopiku,
apa ada juga disini?” Kata Rajatha
“Ada. Apalagi?” Kata Faridha mulai kesal dan Rajatha suka melihat wajah Faridha
yang cemberut seperti itu, menggemaskan.
“Satu lagi,,,, kopi ku juga membutuhkan sebuah senyuman manis dari orang yang
membuatnya”
Faridha yang tadinya sudah ingin marah tapi tidak jadi karena mendengar
kata-kata Rajatha barusan, pipi nya merona. Faridha tersipu
“Ehmm,,” Faridha berdehem, berusaha menenangkan kembali dadanya yang berdebar
“Bisa tolong kau ambilkan kopi dan madunya, dan bawakan kedepanku, aku akan
membuatnya”
“Benarkah Nona”
“Hhmm,,,”
Tak lama Rajatha sudah
membawakan tempat kopi dan botol madu kehadapan Faridha, Rajatha memberikan
sendok ke tangan Faridha dan menuntun tangan Faridha untuk membuat kopi sesuai
keinginannya
“Sepertinya
aku juga menyukai gadis ini Mah” Batin
Rajatha dengan terus menatap Faridha sambil tangannya tidak lepas menuntun
Faridha
“Dimana air panasnya?” Tanya
Faridha membuyarkan lamunan Rajatha
“Sini, biar aku saja yang menuangkan air panasnya” Kata Rajatha mengambil alih
gelas yang sedang dipegang Faridha
Kini Faridha dan Rajatha sedang
menikmati minuman mereka, Rajatha dengan kopi madunya sedang Faridha dengan jus
Wortelnya
“Tiga sendok kopi dan empat
sendok madu. Tidak sulit, aku akan mengingatnya” Kata Faridha pada Rajatha
“Kau melupakan sesuatu Nona. Senyuman” Jawab Rajatha lembut
Faridha tersenyum manis mendengarnya kemudian berkata “Ya, Senyuman manis dari
yang membuatnya kan, aku juga akan mengingat itu”
Saat mereka sedang asik
menikmati minuman, Bik Min datang dengan membawa ponsel milik Faridha yang
berdering tanda ada panggilan masuk
“Dari siapa Bik?” Tanya Faridha
“Ini dari Tuan Ar,,,,”
“Oh ya, bawa aku masuk kedalam Bik. Aku akan menjawab telephonnya didalam.
Emm,, Putra aku kedalam sebentar” Faridha menyela ucapan Bik Min yang belum
selesai dan segera menggunakan kruk nya untuk berdiri
Rajatha menatap kepergian Faridha
dan Bik Min bertanya-tanya
“Siapa dia? Apa itu orang yang sama yang dipanggil Kakak oleh Faridha beberapa
hari lalu? Sepertinya orang itu sangat penting baginya. Ada hubungan apa
Faridha dengannya? Ya Allah,, Kenapa hatiku gelisah seperti ini” Lirih Rajatha
-----------------------------------------
- To Be Continue -